Kelas Inspirasi Depok
(sumber foto: Tim Dokumentasi Kelas Inspirasi Depok 3 Kelompok 20)
Ini pengalaman pertama saya mengikuti Kelas Inspirasi. Salah satu program dari Indonesia Mengajar tersebut benar-benar mengajarkan saya banyak hal. Salah satunya, ternyata menjadi guru itu bukan pekerjaan yang mudah. Saya jadi lebih dan lebih lagi menghargai pekerjaan guru. Semoga dengan kalian membaca postingan ini, kalian bisa terinspirasi untuk menginspirasi :)
Melalui Kelas Inspirasi Depok 3, bulan Oktober 2016 yang lalu, saya dengan inspirator lain dari kelompok 20 mengajar di Madrasah Ibtidaiyah Al-Khoiriyah Depok. Sekolah ini lokasinya di daerah Sawangan Lama, Depok. Rata-rata di setiap kelasnya terdapat kurang lebih 40 siswa. Dari 5 kelas yang saya datangi bahkan ada yang berjumlah 46 siswa dalam satu kelas. Di sekolah ini istirahatnya 2x dalam sehari. Jam 10 pagi untuk istirahat & shalat dhuha. Lalu istirahat kedua jam 12 siang untuk makan siang & shalat dzuhur berjamaah.
Cukup singkat persiapan untuk Hari Inspirasi. Kita hanya punya waktu sekitar seminggu dari briefing untuk mempersiapkan semuanya, mulai dari survey ke sekolah, membuat lesson plan, desain spanduk, label, nametag, mempersiapkan makanan, dll. Kita lebih sering meeting virtual di whatsapp group. Alhamdulillah saya dikelilingi mereka yang solid dan sangat bisa bekerjasama untuk kesuksesan kita di Hari Inspirasi.
Tiba di Hari Inspirasi.. Pagi-pagi sekali, saya dan beberapa temen lain sampai di sekolah. Benar-benar pemandangan yang sudah lama sekali tidak saya lihat. Orang tua yang mengantarkan anaknya sekolah. Anak-anak yang cium tangan orang tuanya lalu pamit masuk sekolah. Ada juga anak-anak yang bermain sebelum kelas dimulai karena datang lebih pagi. Kebetulan waktu itu hari Senin dan ada upacara bendera. Membuat saya rindu masa-masa kecil di sekolah.
Selesai upacara, kami memperkenalkan diri satu persatu di lapangan, apa profesi kami, dan sedikit memberi semangat pagi sebelum semua anak masuk ke kelasnya masing-masing. Semacam teaser ingin melakukan apa saja kita seharian. Saya dapat jatah mengajar di kelas 1, 2, 4, dan 5. Kelas pertama saya di Kelas besar. Dimulai dengan saya memperkenalkan diri, profesi saya, dan apa yang akan kita bahas di kelas. Setelah itu saya dan anak-anak warming-up dengan menyanyi dan sedikit gerakan seperti tepuk tangan variasi, sebelum mulai ke inti pembahasan yang udah saya susun di lesson plan.
Sebenarnya kita para inspirator dilarang untuk memperkenalkan diri kita sebagai "Kakak" di kelas. Seharusnya menggunakan Ibu/Bapak. Walaupun agak canggung, akhirnya di kelas pertama saya mencoba bilang ke mereka "Oke.. masih ada yang ingat nama Bapak?", mereka malah tertawa kecil dan pada akhirnya mereka lebih nyaman memanggil saya dengan panggilan "Kak.." atau "Kakak". Mungkin karena wajah saya yang masih belum terlihat seperti bapak-bapak, sampai sampai ada anak yang mengira saya masih kuliah dan bahkan ada yang tanya "emang kakak udah kerja jadi arsitek?"
Saya senang karena banyak anak-anak yang antusias sekali saat saya kasih mereka kesempatan untuk mencoba program 3D dari laptop, melihat desain bangunan dari luar & dalam, mencoba ganti warna cat rumah dari program tersebut, sambil saya jelaskan tentang konsep dalam merancang bangunan. Bahkan sampai ada beberapa anak yang antusias bertanya "Kak, itu nama softwarenya apa?".
Ada juga pertanyaan-pertanyaan yang bikin sedih semacam ini:
"Kak, aku mau jadi arsitek. Kakak kapan ajarin aku gambar?";
"Kak kapan kesini lagi?";
"Kak, ini terakhir dong kita ketemu?"
Kalau kalian di posisi saya, kira-kira jawab apa supaya tidak membuat mereka kecewa?
Pengalaman saya mengajar di kelas kecil juga sangat berkesan. Macam-macam sekali tingkah mereka. Ada yang ingin ke toilet tapi harus ditemani. Ada yang mengobrol sendiri. Ada juga yang malu-malu. Belum lagi ada satu anak perempuan yang menangis karena teman laki-laki di sebelahnya. Saya mencoba membujuk anak perempuan ini untuk duduk di meja guru di depan, syukurlah anak perempuan ini berhenti menangis. Eh, anak laki-laki yang tadi jadi disalahkan oleh teman-temannya dan akhirnya anak laki-laki tadi ikut menangis. -_- Tidak terbayang gimana rasanya jadi guru-guru yang mengajar disini setiap hari.
Banyak juga anak-anak di kelas sebelah tanya ke saya "kak ngajar di kelas aku ngga?" atau "kak nanti ke kelas kita, kan?" dan saya harus jawab "engga" :( karena memang tidak semua kelas bisa didatangi. Tapi saya tetap senang, walaupun saya tidak datang ke kelas mereka, ada saja beberapa anak yang tahu nama saya dan bahkan menulis "Arsitek" untuk cita-citanya di label impian mereka.
Gimana rasanya jadi guru sehari?
Sangat Melelahkan. Tapi lelahnya jelas tidak ada apa-apanya dibandingkan para guru yang super sabar mengajar & mendampingi mereka hampir setiap hari di sekolah. Saya tidak ada apa-apanya dibanding orang tua yang mendidik mereka di rumah setiap hari. Untuk kalian yang menganggap pekerjaan guru itu mudah, silakan merasakan gimana melelahkannya menjadi guru. Salut untuk para guru!
Banyak hal yang bakal kalian pelajari dengan mengikuti Kelas Inspirasi. Lewat kegiatan ini saya jadi sadar, bahwa yang dibutuhkan anak-anak pada dasarnya hanya bermain & belajar. Kita bisa berbagi tentang hal-hal menyenangkan dari pekerjaan kita. Pengalaman dan ilmu kita insya Allah bisa jadi lebih berkah kalau dibagi, apalagi untuk anak-anak. Lebih sederhananya, kalian bisa berbagi dengan cara bermain dengan mereka di kelas, bercerita, walau cuma sehari :)
Saya tidak muluk-muluk berharap bisa jadi inspirasi untuk mereka. Karena pada kenyataannya, justru saya yang banyak terinspirasi karena tingkah polos mereka, pertanyaan-pertanyaan mereka yang kritis, eskpresi mereka yang tidak dibuat-buat, semangat, keceriaan, dan juga kejujuran mereka. Mereka yang menginspirasi saya untuk tetap bahagia, mengajarkan saya untuk jujur, menikmati hidup ini dengan hal-hal yang membuat kita senang, salah satunya dengan berbagi. Berbagi dengan memberikan sedikit yang kita punya, baik itu ilmu, pemikiran, pemahaman, ataupun sedikit waktu kita. Karena berbagi itu tidak selalu tentang uang.
Semoga melalui kegiatan ini anak-anak bisa mempunyai pemikiran yang lebih luas tentang cita-cita dan impiannya. Saya berharap agar anak-anak pandangannya juga jadi lebih terbuka tentang variasi profesi yang bisa jadi alternatif untuk cita-cita mereka. Sehingga mereka bisa mengetahui minat & bakat mereka sejak kecil dan memperdalam bakat tersebut saat mereka tumbuh besar. Saya tidak bertujuan supaya anak-anak disana jadi seperti saya. Saya justru berharap lebih. Saya percaya mereka bisa jauh lebih hebat dari saya nantinya. Mereka masih punya harapan dan masa depan yang panjang. Saya yakin salah satu dari mereka kelak akan jadi praktisi, akademisi, atau pemimpin bangsa ini.
Islam mengajarkan saya untuk selalu berkumpul dengan orang-orang shaleh. Selain bisa ketemu anak-anak yang super lucu, saya juga beruntung sekali bisa jadi bagian dari para inspirator dari berbagai background yang hatinya tulus dan ikhlas mengerjakan hal kecil untuk pendidikan dan mimpi anak-anak. Ayo kita berikan sedikit cerita kita untuk generasi penerus bangsa ini. sama-sama.
Melalui Kelas Inspirasi, kalian bisa melakukan hal kecil yang insya Allah bisa bermanfaat besar buat anak-anak. Luangkan satu hari untuk main & belajar dengan mereka. Lihat sendiri masa depan negara ini lewat mata mereka :)
Comments
Post a Comment