Terima Kasih 2019


I know it’s too late to write this post, but who cares? Tulisan ini hanyalah sebuah curahan hati saya selama tahun 2019.

Highlight tahun ini buat saya tentu saja menjadi pengurus inti selama setahun penuh di SAM. Banyak ups dan downs yang saya dan 4 pengurus lain rasakan. Saya senang karena bisa melihat dari dekat masih banyak sekali orang baik yang mau ikut terlibat untuk memperjuangkan hak-hak anak. We started out in a doubt, and I guess we all felt the same back then, but eventually we did it. Saya banyak belajar dari mereka ber-4. Banyak senyuman, harapan, dan juga pengalaman yang berharga yang saya dapatkan selama tahun 2019 bareng mereka.

Let me recap what happened in 2019..

Bulan Maret 2019 kemarin, we finally have MRT in town! I was so excited and I think it’s something to celebrate after waiting for decades. Beberapa hari setelah pertama kali MRT Jakarta beroperasi, saya ikut Trial Run gratis. Saya pernah naik MRT di Singapore, Bangkok, dan Tokyo, dan menurut saya MRT Jakarta juga ngga kalah keren kok! Walaupun tentunya belum optimal karena baru melayani rute dari Lebak Bulus ke HI. Tapi setidaknya kita hargai usaha pemerintah untuk ubah Jakarta jadi lebih baik. Semoga kenyamanan dan kebersihannya bisa sama-sama kita jaga.

Seperti halnya Jakarta, saya juga selalu berusaha untuk bisa jadi lebih baik di tahun 2019. Saya mulai sadar untuk bisa jaga diri. Mulai rajin olahraga, lebih sering makan makanan sehat dan buah-buahan. Tapi masih sering bandel sih makan sembarangan (sekali-kali boleh dong?).  In my humble opinion, if you want to do something, do what makes you happy! If eating junk food or gorengan makes you happy, then you don't have to feel bad about it. If exercise & diet makes you feel better, then great. Just remember to take care of yourself cause your health is your responsibility. We all know that life is short and time is fast, so don't forget to enjoy every moment of your life.

Tidak banyak keputusan besar atau langkah besar yang saya ambil di tahun 2019. Bahkan sempat terpikir oleh saya saat melihat orang lain, kok rasanya mereka bisa dengan mudahnya ya mengambil keputusan besar dalam hidupnya? Mereka bisa melakukan perubahan besar dalam hidupnya dan perlahan-lahan seakan meninggalkan saya yang hanya diam di tempat. Mungkin hanya perasaan saya saja?

Melihat teman bisa melanjutkan pendidikan, menemukan pasangan & menikah, punya anak, karier yang meningkat, dan hal-hal semacam itu seakan-akan membuat saya menjadi tidak percaya diri untuk mengambil keputusan penting untuk diri saya sendiri dan semakin merasa insecure untuk melangkah lebih jauh. Saya tahu pasti apa yang mereka lewati itu tidak mudah, dan untuk bisa sampai ke titik tersebut dibutuhkan usaha, doa & kerja keras. Saya mungkin hanya belum yakin akan kemampuan diri sendiri? Atau mungkin usahanya kurang?

Tapi saya belajar. Kenyataannya memang tidak bisa kita membandingkan chapter 3 kita dengan chapter 15-nya orang lain. Setiap orang melalui prosesnya masing-masing pada waktunya sendiri-sendiri. Everyone works according to their own time zone. People might seem to be ahead of you and some might seem to be behind you. But what actually happen is that they are in their own time and you are in yours! I learned that I'm here and I'm happy. I'm trying to stop comparing myself with others and to live in the present.

Saya mempunyai banyak target dalam hidup dan belum semuanya tercapai. Seandainya pun saya bisa mendapatkan semuanya, naluri manusia yang tidak pernah puas akan membuat mimpi dan target yang baru untuk dicapai. Saya memang bukan tipikal orang yang mempunyai rencana yang terstruktur dalam mencapai target dalam hidup. Tapi saya juga tidak mau tidak mempunyai target apa-apa.

Banyak yang tidak tahu, kalau saya pernah gagal. Pernah lebih dari sekali saya mendaftar, tapi gagal mendapatkan beasiwa impian saya untuk bisa melanjutkan pendidikan. Saya pernah gagal di tahap interview, pernah juga tahun berikutnya lolos tahap pertama (diterima universitasnya tanpa interview), tapi akhirnya gagal di tahap akhir dan akhirnya saya harus simpan mimpi itu, setidaknya untuk sekarang. Padahal mungkin semua pengalaman itu hanyalah tahap awal dari kegagalan, karena kegagalan sesungguhnya adalah tahun ini, ketika saya tidak berani bangkit untuk mencoba lagi.

Untuk saya yang hanya lulusan kampus swasta dengan IPK pas-pasan, mungkin saya terlalu muluk-muluk bermimpi untuk kuliah di luar negeri. Saya jadi sering ragu akan kemampuan diri sendiri. But guess what? Even someone who has multiple degrees from world-class university, find themselves in self-doubt and short in confidence too sometimes. Most of us feel it, and I think it's normal. 

I may have just too much expectation for everything I do in life. Like many of us, you may want to have the highest grades, the best job, or the ideal partner. Unfortunately, life doesn’t always turn out the way we want. I learned that when it doesn’t happen to you, that means it’s not supposed to happen right now. I believe that we will get things when we are ready for them.

Tidak mudah memang melalui saat-saat dimana harapan kita tidak sesuai kenyataan. Tapi bukankah lebih baik mencoba kan daripada tidak sama sekali? I remember being younger and thinking to myself, “I’ll work my ass off until I’m reaching that goal and become a successful person” Well, I didn’t realize how difficult it could get.

Tapi.. Alhamdulillah tahun ini saya bisa dapat beasiswa! Allah tentu punya caranya sendiri untuk menjawab doa dan harapan hamba-Nya. Bisa dengan jawaban "Ya" dan kita bisa dapatkan apa kita minta karena kita layak; bisa juga dengan jawaban "Ya" tapi tidak sekarang; atau bahkan dengan jawaban "Tidak" dan Allah akan ganti dengan yang lebih baik. So when things don't turn out your way, we should put our trust in Allah. After all, Allah is the best planner.

Ada kutipan ayat yang saya suka di Al-Quran:
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” [Al-Baqarah: 216].

Jadi, apa yang menurut kita baik bisa jadi buruk untuk kita. Apa yang buruk menurut kita, bisa jadi baik untuk kita. So, maybe, just maybe.. Study abroad isn't for me. Waullahualam.

Pelajaran lain di tahun 2019 yang juga tidak kalah penting adalah "Seberapapun besar gajimu, kalau gaya hidupmu tinggi ya akan ngga akan pernah cukup!" - Everyone might already knew that, but you will never understand until you experience it yourself. Introspeksi diri buat saya pribadi untuk tahun 2020 supaya bisa lebih rajin nabung dan investasi untuk masa depan. Bismillah!

Banyak hal terjadi di tahun 2019 dan saya bersyukur atas semua suka duka dan pengalaman berharganya. Pergantian tahun bisa menjadi semacam checkpoint untuk saya meningkatkan kualitas diri dan jadi lebih baik di tahun berikutnya. Postingan ini bisa menjadi 'reminder' bahwa saya pernah berada di titik ini.

Saya tidak akan pernah berhenti untuk belajar dan berusaha. Masih banyak harapan di tahun 2020 dan semoga Allah masih memberikan saya umur untuk tetap berusaha mencapai itu semua. Aamiin.

Comments

Popular posts from this blog

Tes TOEFL ITP

Tes Alergi

Tes TOPIK di JIKS